Untukmu Pemuda
"Suatu hari nanti, aku yang akan menjadi tokoh pembangun negeri ini" kata gadis berkerudung yang senantiasa tersenyum itu. Ya, dia adalah gadis yang senantiasa tersenyum. Entah senyumnya itu melambangkan kepedihan mendalam atau ketulusan hati yang terpancarkan aku tak peduli dengan sebab ia tersenyum. Yang pasti, senyumnya menawan dengan gigi seperti biji mentimun yang berjajar rapi. "Ambisius." Sahut seseorang diujung belakang dekat jendela kelas yang selalu menilai sebuah usaha maksimal sebagai keambisiusan berlebihan. Kagumku, gadis itu tak pernah goyah dengan mimpinya. Ia terus bercerita, dan aku sebagai pendengar yang selalu larut dalam bait - bait ceritanya. "Di pelosok negeri sana, masih ada saudara yang tak tau bagaimana wujud foya - foya. Di pelosok negeri sana, masih ada saudara yang tak mengerti huruf dan angka. Di pelosok negeri sana, masih ada saudara yang ingin belajar, namun tak ada yang mau mengajar. Dan mungkin suatu hari n...