Untukmu Pemuda
"Suatu hari nanti, aku yang akan menjadi tokoh pembangun negeri ini" kata gadis berkerudung yang senantiasa tersenyum itu.
Ya, dia adalah gadis yang senantiasa tersenyum. Entah senyumnya itu melambangkan kepedihan mendalam atau ketulusan hati yang terpancarkan aku tak peduli dengan sebab ia tersenyum. Yang pasti, senyumnya menawan dengan gigi seperti biji mentimun yang berjajar rapi.
"Ambisius." Sahut seseorang diujung belakang dekat jendela kelas yang selalu menilai sebuah usaha maksimal sebagai keambisiusan berlebihan.
Kagumku, gadis itu tak pernah goyah dengan mimpinya. Ia terus bercerita, dan aku sebagai pendengar yang selalu larut dalam bait - bait ceritanya.
"Di pelosok negeri sana, masih ada saudara yang tak tau bagaimana wujud foya - foya. Di pelosok negeri sana, masih ada saudara yang tak mengerti huruf dan angka. Di pelosok negeri sana, masih ada saudara yang ingin belajar, namun tak ada yang mau mengajar. Dan mungkin suatu hari nanti, diriku yang bukan apa - apa dan bukan siapa - siapa ini bisa. Mengenalkan apa itu huruf dan angka. Mengajari bagaimana menulis, berhitung dan membaca. Semoga ini bukan sebuah wacana atau angan - angan semata. Ini cita - cita yang terekam hari ini dan kukejar dengan berkaca pada kemampuan diri."
Begitulah penggalan cerita gadis berkerudung itu, jiwa muda yang penuh cita - cita. Ambisi untuk negeri yang mulia. Buatku terpesona. Begitulah pemuda yang ku puja, rendah hati dan bercita - cita tinggi, penuh ambisi untuk membangun negeri.
Untukmu pemuda
Kau harus bermimpi
Karena dengan tanganmu ada banyak kobaran api yang bisa kau padamkan
Jiwamu masih putih, suci dan penuh ambisi
Dan kaulah pembangun negeri sejati
Suatu hari nanti, dengan ijin-Nya. :)
with loveDwi Indra
Komentar
Posting Komentar