Mengapa bisa sampai di PGSD?

Nama Saya Dwi Indrawati. Saya berasal dari Banyuwangi.  Saya dulu bersekolah di SMA Negeri 1 Glagah. Sekolah saya termasuk sekolah favorit di Banyuwangi karena lulusannya kebanyakan diterima di Perguruan Tinggi Negeri. Saat kelas 3 SMA saya ingin menjadi seorang guru. Saat itu pendaftaran Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi (SNMPTN), saya memilih program studi Pendidikan Matematika dan Pendidikan IPA di Universitas yang saya impikan waktu itu. Setelah beberapa bulan menunggu pengumuman, hasil yang saya dapatkan adalah kartu warna merah di layar laptop saya yang artinya saya masih gagal. Saya sangat sedih karena teman – teman saya banyak yang lolos di Universitas dan jurusan yang mereka impikan.

Beberapa hari kemudian saya kembali bersemangat untuk belajar. Saya mengerjakan soal – soal latihan masuk perguruan tinggi untuk mengikuti Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN), jurusan dan universitas yang saya tuju masih sama yaitu Pendidikan Matematika dan Pendidikan IPA. Saya masih berambisi untuk masuk di jurusan tersebut dan kelak menjadi seorang Guru Matematika atau IPA. Namun beberapa bulan kemudian saat pengumuman saya masih mendapatkan kartu merah di layar laptop saya. Kesedihan yang terulang kembali. Saya sudah hampir menyerah, tapi saat itu saya sadar saya tidak mengalami kegagalan sendirian. Beberapa teman saya pun banyak yang merasakan kegagalan masuk perguruan tinggi negeri. Suatu hari saya mendapatkan informasi tentang Ujian Mandiri UNEJ gelombang 1, saat itu pikiran saya sudah sempit sehingga jurusan yang saya pilih tidak sesuai kemampuan saya. Saya mendaftarkan diri dengan memilih program studi Farmasi dan Pendidikan Matematika. Saya tidak berhenti berharap dan berdoa. Saya sudah berusaha belajar dan juga berdoa namun ternyata Allah berkehendak lain. Saya gagal lagi. Kesedihan dan juga kegagalan ketiga saya dalam menjalankan tes masuk perguruan tinggi. Saya tidak berhenti berdoa kepada Allah agar Ia menunjukkan jalan terbaik untuk saya. Beberapa minggu kemudian dibuka pendaftaran UM UNEJ yang kedua. Kali ini hanya ada 1 kali kesempatan karena saya harus memilih 1 program S1 dan 2 program D3. Sebelum pendaftaran dimulai, ibu saya menyarankan agar saya mendaftar S1 PGSD karena ibu saya ingin memiliki anak seorang guru SD. Beberapa hari kemudian saat pengumuman hasil seleksi, saya dinyatakan lolos S1 PGSD. Saya sangat senang dan sangat bersyukur karena saya bisa kuliah dan tidak harus menunda sampai tahun berikutnya. Pada akhirnya saya mengerti bahwa apapun yang kau inginkan dan kau usahakan jika itu bukan hak dan milikmu itu tidak akan pernah menjadi milikmu. Saya pun jadi mengerti bahwa kunci utama kesuksesan seorang anak adalah ridho dan doa seorang ibu.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengeluh dan Menyerah

Untukmu, sahabatku

Penghujung tahun 2018