Sebuah pemikiran #1 "Mampu dan mau"
Assalamuallaikum, halo selamat malam teman-teman.
Akhirnya niat saya untuk menulis kembali terkumpul hari ini. Jadi, sebenarnya saat beberapa bulan terakhir saya "istirahat" dalam dunia per-blog-an ini banyak sekali inspirasi dan pemikiran-pemikiran yang sebenarnya menarik untuk ditulis. Tapi sayang sekali, tugas kuliah yang menyebabkan tubuh ini mudah lelah lalu timbul hasrat berleha-leha di hari libur dan waktu luang ini benar-benar mematikan jiwa produktif seseorang. Terkadang saya hanya mencatat point-point penting apa yang saya pikirkan tiba-tiba itu di catatan HP atau di akun twitter saya. hehe.
Jadi beberapa hari terakhir, saya sedang memikirkan perihal "mampu dan tidak mampu". Ini adalah sebuah opini, dari seorang gadis generasi 20 tahunan yang bisa disanggah atau diterima.
Gini ceritanya.
Mungkin ada dari kita atau mungkin dari diri saya sendiri yang juga masih proses belajar ini, ketika melihat seorang teman memakai barang mahal misal, seperti tas bermerk sering berkata "gaya euy tasnya (sebut merk)", "ciye tasnya baru (sebut merk lagi)", atau memuji sepatunya bagus terus bertanya beli dimana eh pas dijawab "Beh gaya (sebut merk)".
Hey, hey, hey.. Tak bisakah kau simpan perkataanmu itu didalam hati saja? tidak usah disampaikanlah ucapan-ucapan seperti itu.
Kalau mereka memang mampu untuk membeli tas atau sepatu (misal bermerk) , kenapa harus gaya? kan mereka mampu.
Jujur, saya risih mendengarnya. Padahal itu baru yang seharga 350K-450K ya dan setiap konsumen pasti memiliki tujuan untuk membeli tas seharga itu bisa karena kualitasnya emang bagus dan biar awet terus gak beli-beli lagi (kalau saya sih tipe yang ini, sebel tau kalau beli yang gak awet terus gak lama terus rusak dan harus beli baru), bisa juga dia itu emang punya uang gitu lo. Sayapun juga sedang proses untuk tidak mengatakan hal-hal sejenis kepada teman-teman saya. Karena saya sadar, selama mereka mampu, mereka bebas membeli apa saja yang mereka inginkan dan selama mereka mau membayar mahal untuk sesuatu yang mereka anggap "berkualitas" saya rasa orang tak berhak mencibirnya. :)
Jujur, saya risih mendengarnya. Padahal itu baru yang seharga 350K-450K ya dan setiap konsumen pasti memiliki tujuan untuk membeli tas seharga itu bisa karena kualitasnya emang bagus dan biar awet terus gak beli-beli lagi (kalau saya sih tipe yang ini, sebel tau kalau beli yang gak awet terus gak lama terus rusak dan harus beli baru), bisa juga dia itu emang punya uang gitu lo. Sayapun juga sedang proses untuk tidak mengatakan hal-hal sejenis kepada teman-teman saya. Karena saya sadar, selama mereka mampu, mereka bebas membeli apa saja yang mereka inginkan dan selama mereka mau membayar mahal untuk sesuatu yang mereka anggap "berkualitas" saya rasa orang tak berhak mencibirnya. :)
Komentar
Posting Komentar