Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2017

Co-Ast.....

Semester 5 udah hampir selesai, tapi menyisahkan banyak tugas yang harus dikumpulkan dengan deadline yang bisa dibilang tumpuk-tumpukan. Bukan maksud hati untuk mengeluh tapi, beginilah kenyataannya.  Sedikit bercerita, dulu ada sebuah cita-cita yang kutulis diselembar kertas "Aku ingin menjadi AsDos semester 5." Kalau tidak salah aku menulisnya ketika berada di semester 3 awal. Bisa dibilang aku ambisius terhadap cita-cita itu. Saat semester 3, khususnya mata kuliah praktikum IPA aku sangat bersungguh-sungguh mengikuti mata kuliah tersebut, MK tersebut membuatku disiplin dan rajin, ehe. MK praktikum IPA ini diajar oleh para Co-Ast atau AsDos. Setiap melihat mereka didepan kelas, aku selalu membayangkan aku ada diposisi mereka. Apalagi ketika asistensi, kebetulan aku kelompok 1, Co-Astku sangat disiplin, tegas dan berwibawa. Pada saat tes wawancara Co-Ast, aku ditanya tentang visi dan misiku dan alasan mengapa aku ingin menjadi Co-Ast. Pada pertanyaan visi dan misi, aku...

Dia...

Siapakah gerangan laki-laki yang biasa ku panggil Dia? Siapakah gerangan Dia yang bisa membuka hati yang telah lama ditutup oleh pemiliknya? Dia Bak sosok mentari yang menyejukkan mata Menghangatkan yang dingin mencerahkan yang gelap Dia Bak air ditengah-tengah padang pasir yang tandus Menghilangkan dahaga para musafir setelah lelah berjalan Dia Bak bulan purnama Tak bisa kujelaskan betapa indah dirinya Dia Aku ingin mencintainya tanpa jeda Seperti jam yang selalu berdetik dan jantung yang selalu berdetak Dia Aku ingin mencintainya, tanpa ada yang bertanya "mengapa?" -d.i-

Mungkin karena aku sudah muak

Aku bukan tipe orang yang mudah membenci orang lain, tapi juga tidak terlalu mudah untuk mengatakan aku nyaman atau suka dengan mereka. Tapi beberapa hari lalu, aku mengambil keputusan yang sebenarnya kekanakan sekali. Tapi, selama ini baik untuk kesehatan jiwaku kenapa tidak?  Aku memutuskan untuk pergi dari sebuah zona dimana dulu aku sangat menjaga zona tersebut. Bisa dibilang, aku terlalu takut untuk berada disana sendirian. Kurang lebih 4 tahun aku menjaga zona itu, tapi apa yang kudapat? Kerisihan, sakit hati dan sesuatu yang lama kelamaan membuatku bosan. Ya, mungkin aku sudah muak karena berada di zona tersebut bahkan mempertahankan untuk tetap berada disana adalah sebuah kebodohan. Hehe. Maaf. Mungkin aku yang salah memaknai apa yang dinamakan menjaga silaturahmi. :) Tapi percayalah, ini bukan benci hanya saja aku yang ingin pergi dari zona yang tidak membuatku berkembang menjadi lebih baik lagi. :)  -dwi indra, 1 des 2017