Co-Ast.....

Semester 5 udah hampir selesai, tapi menyisahkan banyak tugas yang harus dikumpulkan dengan deadline yang bisa dibilang tumpuk-tumpukan. Bukan maksud hati untuk mengeluh tapi, beginilah kenyataannya. 

Sedikit bercerita, dulu ada sebuah cita-cita yang kutulis diselembar kertas "Aku ingin menjadi AsDos semester 5." Kalau tidak salah aku menulisnya ketika berada di semester 3 awal. Bisa dibilang aku ambisius terhadap cita-cita itu. Saat semester 3, khususnya mata kuliah praktikum IPA aku sangat bersungguh-sungguh mengikuti mata kuliah tersebut, MK tersebut membuatku disiplin dan rajin, ehe. MK praktikum IPA ini diajar oleh para Co-Ast atau AsDos. Setiap melihat mereka didepan kelas, aku selalu membayangkan aku ada diposisi mereka. Apalagi ketika asistensi, kebetulan aku kelompok 1, Co-Astku sangat disiplin, tegas dan berwibawa. Pada saat tes wawancara Co-Ast, aku ditanya tentang visi dan misiku dan alasan mengapa aku ingin menjadi Co-Ast. Pada pertanyaan visi dan misi, aku menjawab bahwa visiku adalah menjadi orang yang bermanfaat sedangkan misiku adalah selalu melakukan yang terbaik. Entah apakah itu bisa dibilang visi dan misi. Sedangkan alasan mengapa aku ingin menjadi Co-Ast adalah karena aku sangat menyukai pelajaran IPA, sebenarnya ada alasan lain yaitu karena guru-guru SMP dan SMA ku terutama guru IPA (Fisika, Kimia, Biologi) dan Matematika sangat baik kepadaku. Guruku dulu membimbing aku sampai aku bisa, Pak Supa'at guru fisikaku ketika SMP selalu mengusap kepalaku ketika dikelas. Biasanya beliau mengusap kepalaku setelah melihat bahwa aku menyelesaikan 1 bab atau beberapa soal yang ada dibuku LKS. Ya. Dulu aku gila. Soal-soal yang bukan tugas aku selesaikan, sekarang mah ogah-ogahan. Bu Punjung, beliau guru Biologi di SMPk. Beliau yang mengenalkan aku cara belajar dengan menyingkat-nyingkat kata. Alhasil... mudah dan menyenangkan sekali mempelajari Biologi yang kaya akan materi. Ketika di SMA, aku mengagumi seorang guru yang sangat sabar sekali. Pak Imron namanya, beliau sangat sabar dan peduli terhadap siswanya. Jika aku belum paham reaksi antara unsur X dan Y misal, beliau akan menjelaskan sampai aku bisa. Walau kadang aku yang menyerah. 

Dari merekalah alasan mengapa aku ingin menjadi Co-Ast. Bagiku, ilmu mereka sangat berarti dan tidak boleh mati jadi aku menghidupkan ilmu tersebut dalam mata kuliah praktikum IPA. Terimakasih Bapak dan Ibu guruku. :) 

Balada setelah menjadi Co-Ast.
Woy-woy ternyata gini rasanya.....
Susah tapi seneng. Kenapa? karena ini pilihanku dari awal. Jadi gak ada yang namanya penyesalan. Temen nambah, bisa belajar bagaimana menjadi seorang Asisten juga, belajar bagaimana menghadapi mahasiswa, belajar sabar dan belajar adil. Co-Ast mengajarkanku banyak hal. Bagaimana menyatukan pemikiran 9 orang, bagaimana caranya memimpin, belajar sabar, belajar ikhlas ketika dibenci, belajar banyak pokoknya. Terimakasih ya Co-Ast sudah menemani hari-hariku selama 1 semester ini, terimakasih ya Bu Dosen sudah mempercayaiku untuk menjadi seorang Asisten. :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengeluh dan Menyerah

Untukmu, sahabatku

Penghujung tahun 2018