20;22

Aroma mu semerbak dalam hati
Luluhkan pahit empedu yang selalu menetes
Hancur, sekali lagi hancur
Aku hancur untuk yang keseribu kali
Firasat yang selalu bertanya-tanya
Indahkan hidup seatap dengan dusta?
Sungguh menyedihkan
Indahnya tak pernah dirasa
Laranya selalu menyiksa

*Ditulis setelah mendengarkan vn kurnia intan (3/6/16;20.22)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengeluh dan Menyerah

Untukmu, sahabatku

Penghujung tahun 2018