Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2016

aku gak pantes mengeluh, aku bisa sembuh

Ya Allah, terimakasih telah memberiku sakit. Aku hanya ingin berprasangka baik. Aku masih ingat tiap detik langkahku dirumah sakit selalu saja banyak yang membuatku bersyukur. Aku diberi sakit tapi aku masih bisa berjalan, aku masih bisa melihat, aku masih bisa mendengar, aku masih bisa tersenyum ceria, dan masih banyak lagi yang masih bisa aku lakukan. Setiap kontrol, aku selalu bertemu seseorang dengan sakit yang berbeda - beda. Dan Alhamdulillah, akulah yang termuda. Banyak sekali pelajaran yang kudapat dari mereka. Satu bulan yang lalu, aku bertemu seorang tentara ia juga merupakan pasien. Aku banyak belajar darinya, walaupun beliau sakit lambung dan batu empedu tapi beliau sangat ceria. Beliau masih sering tersenyum dan bercanda bersama pasien dan pengunjung lain "harus bahagia."sepertinya itu adalah kunci kesembuhan. Lalu sekitar 2 minggu yang lalu aku bertemu dengan seorang wanita lansia yang juga sedang menunggu antrian di apotek rawat jalan. Beliau memberi nasehat...

Diam saja...

Entah hari ini rasanya kesel, sedih, marah. Tapi saya tidak bisa melampiaskan hal - hal tersebut dengan berkata kasar walaupun ingin sekali aku keluarkan jurus kata - kata kasar tersebut. Entah mengapa, eman. Mulutku terlalu kasihan kalau disuruh berbicara kasar. Yasudah sabar saja. Entah sejak kapan aku lebih memilih diam daripada melampiaskan amarah dengan marah - marah. Walaupun kadang sesekali khilaf. Tapi...  ah selalu saja pembelaan. Seolah akulah yang paling benar padahal akulah yang paling berdosa. Entah berapa anak yang merasa tersakiti karena marahku? berapa anak yang merasa tersakiti karena perkataanku? berapa anak yang terdzalimi oleh sikapku? Teman maafkan aku karena kesalahanku. Dan mungkin kini aku sudah berubah, menurut sudut pandangku tapi entah menurut sudut pandangmu.  Sebait puisi ini kubuat untuk diriku dan orang - orang yang lebih memilih diam sebagai pelampiasan terdalamnya. Sudahlah diam saja, Biarkan diammu yang menjawab entah itu melamban...

Flashback...

"Wah harus opname ini" sentak dokter penyakit dalam setelah membaca hasil lab waktu itu. "Kalau rawat jalan bagaimana dok?" sahutku karena saat itu aku masih berat meninggalkan kuliahku. "Ya bisa, tapi ini sudah parah. Kalau saya menyarankan opname." Pikiranku kabur kemana - mana. Ini kali pertama aku sakit yang bisa dibilang menakutkan karena aku benar - benar tidak menyangka bahwa sakitku separah itu.  Dengan berbagai pertimbangan akhirnya aku memilih untuk opname. Ini kali pertama aku menginap dirumah sakit, tidak pernah aku bayangkan dan harapkan tidur disini tapi Allah memberiku kesempatan untuk merasakan "Bagaimana Rasanya." Pikiranku masih kalut, tangisanku tak kunjung berhenti. Dan, mengapa menangis?  Sesampainya dikamar tempatku dirawat, aku tetap menangis diranjang. Sebelum infus dipasang, ada wanita sepuh yang sedang merawat suaminya yang saat itu sedang sakit menghampiriku. Mungkin karena tangisanku, karena disana s...

Kawan

Gambar
Kawan Suatu hari nanti kita akan jalan - jalan lagi laut, gunung, bukit dan hutan kita lalui Kawan Suatu hari nanti kita akan berkumpul lagi Bercanda bersama sampai lupa dengan masalah yang menjulang tinggi Kawan Suatu hari nanti kita akan bersama - sama lagi Di bulan Ramadhan bersama mereka yang biasa kita temui Kawan Tetaplah seperti ini Dulu, sekarang, sampai nanti