Labirin

Hidupnya seperti didalam labirin. 
Penuh sekat-sekat yang harus di tebak jalan mana yang bisa membawanya keluar lebih cepat. 
Terkurung. 
Sendirian. 
Otaknya diperas untuk berpikir. 
Namun tak kunjung ia dapat jawabannya. 
Ia hanya terus mengingat-ingat.. 
Kiranya kebahagiaan apa yang sempat ia rasakan dulu. 
Kiranya siapa saja yang pernah menorehkan tawa bahagia ketika muda. 
Sambil berharap, sedihnya akan hilang. 
Ia adalah pemilik memori seribu tera, dan bahkan melebihi itu. 
Kepalanya sedang pusing, karena ingatannya kembali muncul. 
Saat itu, dia mungkin saja kesakitan. 
Sakit, yang sakit sekali. 
Tapi karena dia terjebak, dia hanya bisa diam. 
Mematung. 
Termenung. 
Sambil berharap, Tuhan akan menolongnya. 
Ia yakin.. 
Kenapa? 
Karena Tuhan tidak pernah salah dalam memilih pundak hambaNya. 
Hanya dengan berdoa, ia kembali tenang. 
Sambil mencari jalan keluar. 
Walau dengan tertatih atau sedikit merintih, 
Ia tetap melanjutkan perjalanannya. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengeluh dan Menyerah

Untukmu, sahabatku

Penghujung tahun 2018