Bidadari ibu dan bapak.

          Malam itu ketiga bidadari bapak berkumpul bersama surga dunianya. Bagi ketiga bidadari bapak itu, ibu adalah surga mereka. Beda bidadari, beda pula perwatakannya. Bidadari pertama bernama Yenny Indrawati, bidadari kedua adalah aku, namaku Dwi Indrawati dan bidadari ketiga bernama Rizky Febiyanti. Mereka selalu meminta ibu menceritakan kisah – kisah lampau. Cara terbaik untuk memberi tahu masa kecil ketiga bidadarinya memang dengan berkisah.  
“Bu, terimakasih sudah memberikan aku kaset – kaset Hadad Alwi dan Sulis semasa kecilku, berkat ibu sampai sekarang aku masih sering mendengarkannya lewat handphone ku.” Ucapku memecah keheningan ruangan itu.
“Kau membuat ibu teringat akan masa kecilmu nak,” jawab ibu.
“Kalau begitu, berceritalah tentang masa kecilku ibu.”
Aku selalu bersikap seperti anak – anak didepan ibuku. Karena sampai kapanpun aku adalah seorang anak dari wanita yang memiliki surga ditelapak kakinya.
“Dulu, saat kau kecil kau terlahir didepan pintu. Bapakmu sedang mencari becak untuk membawa ibu ke bidan tapi kamu sudah lahir terlebih dahulu akhirnya persalinanmu dibantu oleh tetangga ibu waktu itu.”
Oh my God. Bagaimana seorang ibu melahirkan anaknya tanpa bidan. Mungkin aku adalah bayi yang sangat bersemangat untuk mencium bau dunia pada saat itu.
“Waw, ternyata aku mandiri sejak lahir ya bu. Lalu apa lagi bu?” sekali lagi aku merengek pada ibuku.
“Jika sedang mengunjungi pasar malam, kamu selalu banyak meminta. Minta beli ini, beli itu. Yang paling ibu ingat adalah keberanianmu. Saat itu, kamu meminta naik biang lala. Padahal ibu takut sekali tapi kamu sangat senang.”
“Hahahah, aku ingat itu ibu. Aku selalu tertidur di sepeda motor dan sandalku selalu jatuh.”
Tak mau kalah, bidadari ketiga, adikku pun ingin mendengar kisah ibu.
“Bagaimana denganku bu?”
“Kamu itu selalu meminta beli mainan hewan. Kucing-kucingan, elang-elangan. Panteslah kamu sekarang suka kucing dan kucingmu banyak,” sahutku.
“Benar itu bu?” tanya adik kepada ibu.
“Iya benar. Kamu adalah penyayang hewan.Kalau kakakmu Yenny ia adalah anak yang penurut dan pendiam.” Tegas ibu.
Pendiam, pemberani, dan penyayang hewan. Itulah 3 karakter bidadari bapak dan ibu. Setiap bidadari selalu menyimpan harta karun yang berbeda dimata kedua orang tuanya. 

Saat ini aku belum bisa memberimu sesuatu yang berharga didunia pak,  bu.  
Tidak ada yang bisa kuberikan selain berusaha menjadi anakmu yang soleha. 
Tidak ada yang bisa kuberikan selain panjatan doa. 
Salam sayang dari anakmu yang pemberani. :)
 

Komentar

  1. Bahagia ya punya keluarga sehangat keluarganya Iin.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah, semoga keluarganya Anggi juga :)

      Hapus
    2. Iya...amiin . Keluarga sekarang dan keluarga di masa depan...

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengeluh dan Menyerah

Untukmu, sahabatku

Penghujung tahun 2018