Fatamorganakah Dia?
Pernah aku bercerita kepada sahabat tentang laki-laki yang ku suka. Dia tampan, soleh, pintar, insyaAllah ngerti tentang Agama, bacaan Qurannya bagus, jika disuruh memberi nilai 1-10 aku memberi dia nilai 8,8. Entah sejak kapan rasa ini hadir, tapi entah mengapa ketika aku dekat dengannya aku tak bisa menatapnya lama-lama. Hatiku malu, tapi mau.
Ibaratnya aku adalah murid dan dia seorang guru. Dia lebih tinggi daripada aku, jadi untuk menyamakan posisi itu aku butuh usaha yang menggebu kan?
Dalam usahaku untuk menyetarakan aku dan dirinya kadang membuatku berputus asa. Sampai terkadang aku berpikir, fatamorganakah dia?
Tapi, jodoh bukan perkara "mengapa" dan "bagaimana" kan? Jadi ku alirkan sesuatu yang bisa dibilang cinta. Ku alirkan dia bersama doa-doa dan pengharapan kepada pemiliknya yaitu Sang Pemberi Cinta.
Bukankah jika sesuatu ditakdirkan untukmu, tidak akan menjadi milik orang lain bagaimanapun juga ?
Selamat malam, kepada para pecinta yang tak mengharapkan balasan dan kepada para pengagum yang selalu tersenyum. :)
Dwi Indra
Bwi, 3 Januari 2018
Ibaratnya aku adalah murid dan dia seorang guru. Dia lebih tinggi daripada aku, jadi untuk menyamakan posisi itu aku butuh usaha yang menggebu kan?
Dalam usahaku untuk menyetarakan aku dan dirinya kadang membuatku berputus asa. Sampai terkadang aku berpikir, fatamorganakah dia?
Tapi, jodoh bukan perkara "mengapa" dan "bagaimana" kan? Jadi ku alirkan sesuatu yang bisa dibilang cinta. Ku alirkan dia bersama doa-doa dan pengharapan kepada pemiliknya yaitu Sang Pemberi Cinta.
Bukankah jika sesuatu ditakdirkan untukmu, tidak akan menjadi milik orang lain bagaimanapun juga ?
Selamat malam, kepada para pecinta yang tak mengharapkan balasan dan kepada para pengagum yang selalu tersenyum. :)
Dwi Indra
Bwi, 3 Januari 2018
Komentar
Posting Komentar