Hadiah untuk Nenek
(Krik – krik – krik.......)
Suara jangkrik memecah keheningan malam itu.
Ditambah dinginnya malam yang seolah olah ingin mematahkan tulang-tulang kakak-beradik
yang sedang tidur didalam gubuk tua milik sang nenek. Namanya Memet dan Mamat, Memet yang tertua sedangkan
mamat 4 tahun lebih muda darinya. Mulai lahir mereka tinggal bersama neneknya
karena orang tuanya pergi entah kemana. Karena keterbatasan biaya mereka putus
sekolah dan hanya mendapat pendidikan tingkat dasar tapi dibalik semua
kekurangan pasti ada kelebihan. Memet dan Mamat adalah anak yang Rajin bekerja,
bekerja apa saja yang bisa mereka kerjakan.
Suatu hari, saat mereka berjalan ditepi sawah ada
tiba – tiba seseorang memanggilnya
“Met, Mat kesini !” panggil pak karim
“ya pak? Ada apa ?” jawab memet
“kamu mau menjagakan kambing saya? Saya mau pulang
sebentar”
“mau pak dengan senang hati.” Jawab Memet
Pak karim segera mempercayakan kambing – kambing
nya kepada memet dan mamat
Tidak lama kemudian pak karim datang.
“Ini met untuk makan nanti malam.”
“wah gak usah pak, saya ikhlas jagain kambing
bapak.”
“Sudahlah terima saja.”
Akhirnya memet pun menerima uang pemberian pak
karim. Di perjalanan pulang, Memet berbincang bincang dengan Mamat
“Mat”
“apa kak?”
“kalau kamu punya uang banyak, apa yang akan kamu
lakukan dengan uang itu?”
“membelikan nenek makanan yang enak kak.”
Memet terdiam, dia terharu dan memasukkan lagi uang
pemberian pak karim yang sebenarnya ingin dibelikannya minuman
“kenapa kak?” tanya mamat
“tidak ada, nanti malam kita makan apa?”
“singkong kita kan masih ada kak, jangan merepotkan
nenek lah, makan seadanya itu saja.”
Memet kembali terdiam mendengar jawaban adiknya.
Api semangat memet semakin membara untuk tetap rajin bekerja demi nenek.
Keesokan harinya, seperti biasa , kedua bocah itu
berkeliling kampung berharap ada rejeki seperi kemarin, ternyata benar mereka
diminta pak haji untuk memotong rumput di kebun pak haji. Dengan senang hati
mereka menerima pekerjaan itu, dan betapa senangnya mereka ketika pak haji
memberi mereka uang 50 ribu rupiah.
“mat, kira – kira uang sebesar ini untuk apa?”
“ayo kak beli makanan untuk nenek?”
“sisanya?”
“ditabung saja kak, barangkali suatu saat nanti
kita butuh.”
“baik dek, kamu memang anak yang baik.”
Memet dan Mamat pun membelikan nasi uduk untuk
nenek mereka, menurut mereka nasi uduk adalah makanan enak karena jarang –
jarang mereka bisa makan nasi itu. Sesampainya dirumah
“Nek, kami bawakan nenek nasi uduk. Dimakan ya
nek.” Kata mamat
“Darimana kalian dapat uang nak?”
“kami tadi disuruh pak haji memotong rumput di
kebun nek.”
“kalian memang anak yang baik dan rajin, semoga
suatu saat nanti kalian bisa memperoleh balasan dari Allah atas kebaikan
kalian”
Mamat merasa ada yang aneh dari kakaknya hari ini,
dia pun menghampiri kakaknya dan bertanya
“kamu kenapa kak?”
“aku bingung
met.”
“bingung kenapa?”
“aku ingin membahagiakan nenek.”
“kalau begitu ayo kita kerja keras mencari uang
untuk memberi nenek hadiah. Bagaimana?”
“baik met. Ayo kita kerja keras untuk nenek. Yang
sudah membesarkan kita!”
Memet dan mamat pun membanting tulang mulai pagi –
siang – dan sore. Mereka bekerja sebagai kuli batu yang dibayar 10ribu perhari.
Mereka menjalani pekerjaannya dengan senang hati, dan tak terasa sudah 20 hari
mereka bekerja, tabungan mereka pun sudah cukup banyak, 200 ribu tapi tiba –
tiba
“kak, nenek kenapa kak? Nenek muntah darah”
“kakak juga gak tau dek, apa kita bawa kedokter
saja?”
“ayo kak, kita kan punya uang tabungan pakai itu
saja.”
“bagaimana dengan tujuan kita ?”
“apa gunanya kita punya uang banyak tanpa nenek?”
Mendengar kalimat itu, memet segera menggendong
neneknya dan membawanya ke dokter.
“Nenek kalian tidak apa-apa. Muntah darah bukan
berati bahaya, mungkin karena nenek kalian sudah tua. Tenang saja ya adek-adek
tidak ada yang berbahaya dan tidak perlu rawat inap.” Ucap sang dokter.
“syukurlah. ” Ucap memet .
Memet dan mamat pun membawa nenek mereka pulang,
kini yang bekerja hanya memet, sedangkan mamat bertugas menjaga nenek dirumah.
Jam sudah menunjukkan pukul 8 malam, tapi memet
tidak kunjung pulang.
“mat, dimana kakakmu?” tanya nenek
“tidak tahu nek, mungkin masi dijalan.”
Tiba – tiba.................
“aku pulang” memet pulang membawa buah – buahan
beserta ayam goreng dan beras. Dia benar benar bekerja keras hari ini demi adik
dan neneknya. Dia yang tertua yang menjadi tulang punggung keluarga kecilnya.
Tenang sudah memet melihat adik dan neneknya menikmati hadiah yang memet
berikan. Dan tak terasa air mata memet mengalir karena haru dan didalam hati
dia berkata “kalian harta terbesarku, kebahagiaanku wahai keluarga kecilku.”
-ditulis saat duduk di kelas XI IPA 1 oleh siswa nomor absen 10, Dwi Indrawati-
Komentar
Posting Komentar