Postingan

Menampilkan postingan dari 2022

10.04 pm

Aku berharap orang orang tahu dan memahami, bahwa hanya ada dua kemungkinan ketika kita mencoba yaitu BERHASIL atau GAGAL. Ketika berhasil, berarti semesta, meridhoi langkahmu. Dan ketika gagal, semesta ingin kamu belajar, karena di setiap kegagalan maupun keberhasilan selalu menyisakan hal-hal untuk dipelajari. Yang disayangkan adalah, beberapa orang masih ada saja yang "mengkapok-kan" kegagalan seseorang, baik karena pilihannya maupun kesempatan yang terlewat. Mungkin jika perasaanmu sekarang sedang menggebu-gebu untuk mempertanyakan kenapa kamu gagal, atau kenapa beberapa hal yg kamu anggap "buruk" Itu terjadi, aku harap kamu akan tahu kenapa hal itu terjadi, tapi NANTI . Karena, time will tell, and time will heal. :) -d.i Warung lokal, 29 Desember 2022

7.17 pm

Sebenarnya kamu sadar, apa yang kamu ingin dan apa yang kamu butuh.  Mengapa kamu memutuskan tidur di desa.  Mengapa kamu harus kembali ke kota.  Mengapa kamu harus pulang kampung.  Mengapa kamu harus berterus terang.  Mengapa kamu sedih.  Mengapa kamu tertawa.  Mengapa kamu menangis. Dan segala mengapa, yang mungkin kamu sendiri yang bisa menjawabnya.  Kamu tahu kan?  Sekuat apapun kamu melawan arus, kamu akan hanyut juga.  Ikuti saja. Alirannya mungkin pelan, mungkin juga terlalu keras. Tapi yakinlah, nanti juga sama-sama sampai di muara. :) 

9.19 PM

Selain stabil dalam finansial, ada yang perlu dicapai sebelum memasuki fase selanjutnya yaitu stabil dalam emosi.  Sadar dengan gejolak emosi yang sedang dirasakan.  Sadar dengan reaksi yang harus dilakukan.  Sadar dengan apa yang benar-benar dibutuhkan.  Sadar dengan kekurangan dan kelebihan diri sendiri.  Dengan tetap sadar, kamu tidak akan mudah menyalahkan orang lain juga dirimu ketika dunia sedang bergejolak.  Dengan tetap sadar, kita akan mengerti bahwa ada beberapa hal yang memang bukan kuasa kita.  :) 

6.08 am

Rencana yang gagal itu, ternyata lebih baik daripada terjadi.  Kebiasaan yang ditanamkan kedua orang tuamu di masa kecil, ternyata itu sebaik-baiknya didikan untuk dirimu.  Membeli barang sesuai kebutuhan ternyata lebih baik daripada terus menerus mengikuti keinginan.  Gaya hidup yang apa adanya ternyata lebih baik daripada mengikuti gaya hidup orang lain.  Lihatlah sekarang,  Tuhan memberimu kesempatan untuk kembali berpikir dan belajar. Untuk lebih menimang, baik dan buruk suatu hal. Untuk mengerti, mana yang lebih baik? Rencana yang kamu pikir itu indah, atau rencana Tuhan yang pada waktu itu mungkin membuatmu menangis, tapi akhirnya berakhir baik juga kan?  Ditulis sebelum berangkat bekerja, untuk pelajaran diri sendiri biar tidak mudah lupa. 

Obrolan Diri Sendiri

Selamat malam, malam ini aku ingin menuliskan obrolanku dengan diri sendiri sekaligus mengafirmasi diri sendiri.  Hari ini cukup menantang bukan?  Kamu tadi sudah keren, bisa bangkit dan ngelawan rasa takutmu loh.  Inget kan 2 bulan lalu kamu kecelakaan saat hujan pertama kali? Disitu, dalam sehari kamu jatuh dua kali. Dan kamu, bisa bangkit. Tadi, di Sumber hujan deras. Tanah berlumpur, genangan air hujan, juga mengalir bersama-sama. Tapi lihat, kamu bisa. Kamu bisa nyetir seperti pembalap motor trail. Haha walau motormu beat. Jangan takut lagi ya? Perasaan takutmu itu cuma ilusi, kamu pasti bisa ngelewatinnya kok, pelan-pelan.. Seperti kemarin, yang juga bisa dilalui dan diselesaikan. :) 

DINAMIS

Ya Allah aku mengerti kedinamisan hati manusia.  Tapi..  Bantu aku untuk menjaganya agar tetap statis. 

Jalan Cintamu

Jadi kamu ingin menjadi yang seperti apa dalam mencinta?  Menjadi pemendam dan pemeluk cinta dalam diam seperti Fatimah, atau menjadi yang berani mengungkapkan dan setia seperti Khadijah? Menjadi wanita pintar nan cerdas seperti Aisyah, atau menjadi Zulaikha yang mengejar cinta dengan mendekati Tuhan nya? 

Luka dan Mawarnya

Selamat pagi luka Sudah lama kita berjalan berdampingan Kecewa, tangis, penyesalan, kesedihan, pengabaian, kehilangan dan kesendirian Ternyata, kita bisa berdamai Dengan tenang dan tenang Dengan menarik nafas dalam-dalam setiap kali ingatan sakitnya datang Bagaimana?  Kamu menggenggam untuk benar-benar merasakan sakitnya Itu yang kau mau untuk sadar Untuk mengubah arah jalan dan juga pandangan Mengubah yang salah dan belajar Lebih baik lagi, lebih baik lagi.  Kamu selalu berusaha menumbuhkan mawar diatas luka Dan akan ku pastikan yang bisa memetiknya hanyalah satu,  Yaitu yang tak pernah takut terkena durinya.  - Ditulis diatas kereta Tawangalun, perjalanan Banyuwangi-Probolinggo. 

Semua juga mau...

Katamu, katanya dan kata mereka, semua demi kebaikanku.  Pernahkah juga terlintas dibenak kalian, bahwa aku pun sedang berusaha mengusahakan yang terbaik, untuk diriku? 

Berlalu

Yang lalu sudah berlalu Akupun bukan aku yang dulu Bahkan tawaku pun, tak selepas dulu Bahagia? Iya Tapi semuanya sudah berbeda Kedinamisan manusia  Pun perubahan keadaan dunianya Semakin bertemu dan berkenalan dengan orang-orang, aku semakin takut Mereka ada yang begini dan begitu Tak ada yang seperti aku, uniknya Tapi hidup harus berlanjut Semua takut, cemas, sedih, bahagia itu bumbu. Dan kamu harus sadar itu.  Tidak berhenti sampai situ..  Ada banyak kehilangan, yang aku rasakan...  Hingga tak siap aku, jika kehilangan lagi Waktu bersama keluarga Orang yang dicintai Dan sahabat karib yang biasa berbagi canda dan tawa Tapi.. Kehilangan juga bagian dari proses Untuk menemukan kelengkapan diri sendiri Untuk yakin, bahwa didalam hidup tak semestinya bergantung kepada selain Tuhan..  Lebih-lebih, ini hanya manusia Tidak mau kecewa kan?  Aku tidak lagi takut kehilangan orang, tapi aku sangat takut kehilangan diriku...  Untuk tetap berdiri diatas kaki send...

sua.

Dengar aku!  Aku sedang berteriak Dengan kencangnya Hingga tak terdengar Telah ku kerahkan urat nadiku Untuk menyuarakannya Tapi nihil Ingin ku robek dada ini Ku cabik-cabik perasaanku Walau tak terasa lagi Sebesar apa lukanya Sungguh,  Dengar aku  Bukan dengan telinga Tapi rasa Bukan maklum Tapi ada

Kemari.

Kemarilah, duduk.  Akan aku ceritakan jalanan berliku yang ku tempuh di setiap pagiku Ada apa disana?  Bagaimana disana?  Mengapa?  Hari demi hari Akan memberikan jawaban yang berbeda-beda.  Kamu tau kakek tua yang membawa hasil kebunnya berjalan kaki menuruni gunung setiap hari?  Menanti nanti, truk mana yang akan membawanya naik, atau membawanya turun.  Penantiannya pasti, penuh ketidak pastian.  Atau, apakah lelahnya akan terbayar tuntas keesokan harinya?  Tidak tahu.  Kamu tau kakek tua yang mengayuh sepeda tuanya sambil membonceng dua papan bambu setiap paginya?  Apakah selalu ada yang membeli?  Tidak tahu, sudah pasti kakinya akan pegal dan kayu itu berat sekali, gumamku.  Kamu itu terlalu berisik, ditengah hiruk pikuk yang sudah ramai.  Semua punya lelahnya masing-masing.  Semua, juga punya "cukup" yang berbeda-beda.  Sungguh kita hanya sedang bermain peran.  Kamu, juga sedang memainkan peranmu k...

Malam Terakhir

Malam ini seperti malam-malam sebelum hari perpisahan biasanya.  Sedikit sedih, banyak mellow nya.  Liburanku sudah hampir usai, besok sudah harus kembali merantau.  Sembari berbaring, seperti biasa aku berselancar di media sosialku. Ku temukan sebuah video anak dan bapak, diiringi lagu ada band - yang terbaik bagimu.  Lagu yang sangat sensitif bagiku, dan jangan tanya kenapa. Setiap aksi di video tersebut, mengingatkan aku kepada bagaimana kedua orangtuaku membesarkan aku.  Sedari aku TK, SD, SMP, SMA, bahkan Kuliah.  Apa?  Kedua orang tuaku tidak pernah menyuruhku ketika mereka tau aku sedang belajar.  Bagaimana bisa semua pekerjaan rumah, dikerjakan satu orang ibu sendirian?  Sadarku setelah 25 tahun usiaku.  Bagaimana bisa bapakku, rela memijat punggung ku sedang beliau sendiri bertarung dengan kerasnya hidup sendirian setiap hari.  Dua puluh lima tahun, mungkin baru sepertiga mataku terbuka..  Setelah ditempa oleh hidup, y...

Pesan Uwak

Disuatu hari, disaat hari itu aku masih bodoh Ya sampai saat ini pun.  Aku sedang mengobrol santai bersama uwakku.  Obrolan kita saat itu tentang harta duniawi.  Hal itu membuatku sontak berkata "Ibuk dan bapak gak ngewarisin apa apa ke aku" Lalu uwak bilang,  "Hus! Kamu sekolah, kamu belajar kamu menimba ilmu, itu harta waris paling berharga yang diwariskan kepadamu!" Lalu aku terdiam,  Alhamdulillah mereka masih bisa menyekolahkan aku sampai sarjana, walaupun mereka sendiri hanya lulusan SMA.. 

Tidak.

Tidak, dia tidak mencintaimu.  Dia hanya sedang takut menghadapi dunianya sendirian.  Tidak, dia tidak mencintaimu.  Dia hanya berlindung dibalik tembok untuk memanggilmu datang, dan datang.  Lalu kembali bersembunyi setelahnya.  Tidak, semua itu tidak nyata.  Tulisan, harapan dan cita-cita itu sudah semestinya terkubur.  Rapi, dan sangat rapi.  Cinta itu, sakit

Di suatu malam, yang sunyi

Aku suka sunyi Tapi aku tidak suka malam Aku membencinya Karena ia membuat sunyiku begitu menyedihkan Kerinduan, cinta, kasih sayang Ah semua itu menyiksa!  Aku ingin lepas Bebas Seperti serbuk bunga yang terbang dibawa angin Aku ingin setenang itu Sampai akhirnya tiba waktuku sampai Sampai akhirnya tiba waktuku tumbuh Sampai akhirnya tiba waktuku mekar Tapi,  Semua itu juga butuh waktu kan?  Seperti aku yang kembali menunggu waktu pagi Untuk kembali sadar, aku harus bahagia hari ini. 

Seseorang di Kereta.

Saya mau bercerita. Hari ini, saya di atas kereta api dengan rute Banyuwangi-Yogyakarta. Disebelah saya, ada rombongan ibu dengan lima orang anak yang masih kecil-kecil. Saya hanya bisa membatin, "wow hebat sekali ibu ini". Beberapa saat saya hanya diam, menikmati kesunyian sendiri. Lalu, ibu ini duduk di depanku. Karena keempat anaknya sudah tertidur memenuhi kursi mereka. Akupun bertanya, "Mau ke mana bu?". Beliau menjawab, "Mau ke Bandung." Waw, ke bandung dengan membawa anak sendirian! Cukup keren, karena anak terbesarnya seperti masih seumuran siswa SMP dan yang paling kecil sekitar 3 tahun. Tempat duduknya cukup penuh dengan perbekalan, karena beliau masih harus lanjut naik kereta dari Jogja ke Bandung, dan baru sampai besok pagi.  Saya pun penasaran, "Bu, ibu dari Bandung, kok bisa ada di Banyuwangi bu?" Ibu itupun menceritakan, bahwa dulu beliau mondok di salah satu pesantren di Pasuruan sejak lulus SD lalu bertemu jodoh, orang Banyuwangi...

Satu hari, penuh cinta.

Hari Jumat kemarin, aku memutuskan untuk pulang. Setelah berbagai pertimbangan. Aku sampai dirumah pukul 12 malam. Larut sekali karena terdapat beberapa halangan ketika di jalan. Kudengar handphone ku berbunyi yang ternyata adalah telepon dari bapak. Kalau sudah dekat rumah, suruh telepon katanya.  Ternyata, selarut itu bapak menjemputku di depan gang. Kita berjalan kaki menuju rumah. Ku rangkul tangan laki laki hebat yang selalu ada untukku ini.  Sesampainya dirumah, semua sudah tidur. Akupun menuju kamarku untuk segera beristirahat.  Pagi harinya, aku disapa oleh ibuku yang berdiri di pintu kamarku, membangunkanku dan menanyakan pukul berapa aku sampai. Selanjutnya aku terbangun dan melaksanakan sholat subuh. Lalu aku disambut dengan senyum keponakanku yang terbangun, ya karena kubangunkan. Rindu sekali rasanya. Dia sudah bisa diajak ngobrol, pantas ibuku awet muda. Selalu berteman dengan anak-anak kecil sih.  Ku ajak keponakanku jalan-jalan pagi. Ku dorong menggun...

Dibunuh ekspektasi.

Kemarilah dan duduk disampingku. Aku akan ceritakan, betapa menyakitkannya terlalu percaya dan berharap kepada manusia.  Aku akan ceritakan, betapa dinamisnya kehidupan dan hati para manusianya.  Aku akan ceritakan, betapa sakitnya dikecewakan oleh seseorang yang kamu kira tidak akan mengecewakanmu.  Harusnya, aku lebih bisa berdiri dengan gagah.  Hidup tanpa ekspektasi apa-apa.  Hidup tanpa mengharapkan apa-apa, dari manusia.  Ya, aku harus lebih berani dan percaya diri.  Pada kaki mungilku yang selalu menemani, kemanapun pikiranku menginginkan langkahnya.  Setelah dibunuh beberapa kali oleh ekspektasi, aku tetap ingin bangkit.  Mencari puing -puing, diriku yang dulu. 

Labirin

Hidupnya seperti didalam labirin.  Penuh sekat-sekat yang harus di tebak jalan mana yang bisa membawanya keluar lebih cepat.  Terkurung.  Sendirian.  Otaknya diperas untuk berpikir.  Namun tak kunjung ia dapat jawabannya.  Ia hanya terus mengingat-ingat..  Kiranya kebahagiaan apa yang sempat ia rasakan dulu.  Kiranya siapa saja yang pernah menorehkan tawa bahagia ketika muda.  Sambil berharap, sedihnya akan hilang.  Ia adalah pemilik memori seribu tera, dan bahkan melebihi itu.  Kepalanya sedang pusing, karena ingatannya kembali muncul.  Saat itu, dia mungkin saja kesakitan.  Sakit, yang sakit sekali.  Tapi karena dia terjebak, dia hanya bisa diam.  Mematung.  Termenung.  Sambil berharap, Tuhan akan menolongnya.  Ia yakin..  Kenapa?  Karena Tuhan tidak pernah salah dalam memilih pundak hambaNya.  Hanya dengan berdoa, ia kembali tenang.  Sambil mencari jalan keluar.  Walau d...

Bantu?

Tidak.  Tidak ada yang bisa membantumu kecuali kamu.  Di lubuk hatimu paling dalam..  Sedalam itu..  Kamu menjatuhkannya.  Yang oleh karenanya,  Sebegitu dalam juga luka yang harus kamu lintasi. Seberdarah apapun kakimu, Hanya kamu yang bisa melaluinya.  Setertatih apapun langkahmu,  Tetap hanya kamu yang mampu. Kata Tuhan, itu jalanmu Tidak ada satupun manusia yang bisa bantu Tapi Tuhan bisa,  Mengirimkan kekuatan untukmu Sedikit lagi...  Jangan nyerah

Saksi.

Ada yang menjadi saksi di setiap tangis yang membuncah  Bantal tempatmu berbaring, pun lantai tempatmu bersujud bukan?  Sama.  Di kedua tempat dimana kamu sama lemahnya.  Tapi tidak apa-apa, air mata itu bukan aib.  Menangislah, jika itu bisa membuat mata dan hatimu bersih.  Menangislah, jika itu bisa membuatmu selalu ingat kalau kamu itu lemah dan selamanya membutuhkan Tuhan.  :) 

Permintaan.

Ya Allah, buatlah dia menemukan Mu, sebelum dia menemukanku. 

huft.

Hidup yg engga selamanya gampang.  Pada akhirnya, kamu cuma harus lebih kuat dan lebih berani.  Berdiri diatas kaki sendiri, ya. Hanya ada kamu, Tuhan dan harapan. 

Kata Uwak...

Satu hari bersama uwak, atau nama lainnya adalah pak de. Di sore hari terakhir bulan ramadhan, kita bercengkrama. Sebuah momen yang cukup jarang aku temui, tapi cukup berbobot disetiap momennya.  Uwakku adalah sosok yang gigih dan pekerja keras. Pendiriannya teguh memang. Ya, beliau juga akademisi. Ada banyak nasehat yang selalu disampaikan padaku, untuk kubawa sebagai bekal hidup di fase dewasa yang melelahkan ini.  "Hiduplah dengan prinsip, dan jangan mudah diombang ambingkan seseorang" Itu katanya.  Kalimat itu, tertancap jelas di benakku. Hingga tak kuasa air mataku pun menetes.  Aku tahu, bertahan pada prinsip itu sulit dan sakit ketika kamu mencoba bergerak melawan arus. Tapi, semua akan menjadi biasa ketika kamu mencoba untuk tenang disetiap masalah yang dan datang. Seperti batu besar di sungai. Ia kokoh, diam dan bertahan ketika aliran air sungai itu menghantamnya terus menerus. Aku harap, kamu bisa mempertahankan prinsip yang kamu pegang teguh itu.  🤍✨...

Pura-pura

Senyum yang pura-pura Bahagia yang pura-pura Tertawa yang pura-pura Baik-baik saja yang pura-pura Semuanya itu, pura-pura Untuk menutup satu kesedihan yang panjang Untuk berhenti meratap Untuk meredam amarah sejenak Untuk menekan sedih yang suka tiba-tiba datang Sakit  Seperti saat ini, sedihku datang di saat aku berada ditengah ribuan orang yang sedang bersenang-senang. 

iya, aku tahu.

iya, aku tahu.  Aku tahu sebab lelahmu.  Aku tahu sebab tangisan disetiap tidurmu.  Aku tahu sebab nafas panjang yang kamu tarik sewaktu-waktu.  Aku tahu.  Mungkin kamu bosan dengan kata-kataku ini.  Tapi, kamu harus yakin.. Tuhan mu mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.  Kamu mungkin punya rencana, tapi, Tuhan juga punya.  Dan sebaik-baiknya rencana, adalah rencanaNya.  Sekali lagi, yang lapang, ya. 

the 4 AM thoughts

Saya tidak pergi.  Saya disini.  Sampai kapanpun, tetap disini.  Saya terbelenggu.  Tapi tidak dengan otak ini. Ia berkelana, kesana kemari.  Mencari-cari..  Bagaimana gerangan cara keluar dari kerumitan ini. 

the 11 pm thoughts

Allah itu, gaakan nempatin kamu di suatu tempat yang kamu ga bisa ngatasinnya.  Jadi kalau sekarang kamu mikir kok jalannya sulit banget ya, itu kamu bisa kok melaluinya. Coba sabar, doa dan usahanya dikencengin lagi 🥰

Aku, yang berkaca.

Tenang.  Jika pada suatu hari sehabis sholat kudengar murojaah seseorang.  Indah.  Jika suatu hari aku kebingungan, kutemui seseorang yang dapat meyakinkan dengan ilmu. Cantik.  Ketika ku tahu, isi kepalanya penuh ilmu dan perilakunya yang beradab.  Tapi,  Kuambil kaca laku kupandang siapa aku.  Tak ku temui harapanku, pada diriku sendiri. 

Yang tenang, kan ada Tuhan.

Iya, gak papa kok berorientasi ke depan.  Tapi, jangan lupa ya? Kamu punya Tuhan.  Kadang yang terjadi, gak seperti yang kamu harapkan.  Tapi tau gak? Menurut Tuhan, itu yg terbaik buatmu loh.  Kalau kamu mikir, kenapa yang dikasi ujian kamu dan bukan orang lain..  Berarti Tuhan percaya sama pundakmu, yang kuat itu.  Sekeras dan semengerikan apa hidup yang kamu jalani, kamu harus inget..  Kamu gak sendirian, kamu punya Tuhan yang Maha Pelindung. 😊

Perasaan Malam Ini

Biasanya aku diantara hiruk-pikuk kendaraan, duduk di sebuah rumah makan atau berjalan-jalan ke pusat perbelanjaan.  Tapi, malam ini, dan beberapa malam setahun ini aku hanya disini.  Di depan layar ponselku, ditemani suara bisingnya kendaraan.  Aku suka ramai, akupun suka sepi.  Ramai bagiku adalah inspirasi.  Sepi bagiku adalah tenang.  Tapi, malam ini aku rindu.  Rindu kota yang biasa membuatku ramai.  Andai, bisa kembali disana...  Walau sehari saja.. 

the 4 AM thoughts

Karena Dia meletakkan ini semua di pundakku, maka aku meyakini bahwa aku bisa melaluinya.  Karena apapun yang Dia beri, adalah yang terbaik bagiku. 

Memaafkan, untuk lepas.

Memaafkan, untuk siapa dan apa saja yang sempat membesitkan luka, membesitkan kecewa, pun membesitkan air mata.  Memaafkan, bukan berarti akulah pusat salah semuanya.  Walaupun, mungkin dan bahkan bisa saja.  Memaafkan, untuk melepaskan apapun yang memberatkan pundak.  Memaafkan untuk tenang dan bahagia. 

Barangkali, kamu lupa tujuanmu.

Akhirnya aku sampai di titik ini.  Titik dimana aku harus menentukan jalan mana yang harus aku pilih sendiri.  Tujuanku, tidak banyak.  Hanya di suatu tempat, dimana Allah ridha.  Tujuanku, tidak banyak.  Hanya di suatu tempat, dimana kedua orang tuaku bisa menikmati masa tua nya, dengan bahagia. Dimana mereka tidak perlu meneteskan keringat banyak-banyak, untuk sesuap nasi di dunia.  Tujuanku, tidak banyak.  Hanya di suatu tempat, dimana aku bisa memberikan secuil pengetahuan, kepada mereka murid-muridku.  Jadilah orang yang baik, dan bermanfaat di manapun kamu ya? Allah bersamamu. 

Iya.

Karena tidak bisa mengubah apa yang sudah terjadi, maka belajar mengikhlaskan adalah jalan satu-satunya.  Karena tidak bisa mengembalikan apa yang sudah terlepas, merelakan juga jalan satu-satunya.  Tapi, apapun yang terjadi hari ini, merupakan lembaran baru. Isilah lembaran baru itu, dengan goresan-goresan terbaikmu.